Saturday, April 2, 2011

Ada sebuah cerita tentang 2 Orang yang melamar kerja. Yang satu sebagai Pengemudi dan satunya lagi sebagai Teknisi. Mereka sama-sama mulai karir dari nol dengan pendidikan yang setara. Yang satu lulusan SMA dan yang satunya lulusan STM.

Setelah 15 tahun berlalu, Si Pengemudi tetap menjadi Pengemudi dengan pendapatan yang tetap setara dengan 15 tahun lalu. Sedangkan teknisi kini sudah menjadi Direktur Utama dengan pendapatan yang jauh di atas pendapatannya 15 tahun lalu.

Mengapa bisa terjadi seperti ini? Apakah yang membuat penghasilan mereka berbeda secara mencolok? padahal mereka mulai dengan modal yang hampir sama.

Ternyata Si Pengemudi beranggapan bahwa dia sudah ditakdirkan Tuhan untuk memiliki Darah orang kecil. Dari kakek, ayah, hingga saudara-saudaranya memang hanya menjadi orang kecil sejak dahulu. Sehingga ia diajarkan untuk tidak memiliki keinginan macam-macam agar tidak stres dan harus bersyukur dengan pendapatan berapapun yang ia terima.

Sedangkan si teknisi, ia menjalani karirnya dengan semangat untuk menjadi orang besar. Dia bekerja dengan sangat rajin, teliti, berkompeten, mau belajar hal-hal baru, ringan tangan membantu rekan-rekannya yang lain, serta mempunyai inisiatif tinggi untuk membawa perusahaan tempat ia bekerja menjadi lebih maju dan berhasil.

Sampai suatu hari, ketika pimpinan perusahaan yang lama harus menangani perusahaan lain yang lebih besar dan butuh memerlukan penggantinya, ia yang dipilih, dengan alasan bahwa ialah orang yang paling tahu dan paling menguasai operasional perusahaan ini secara detail.

Nah, bagaimana kita mengambil kesimpulan dari cerita diatas? Apakah kesuksesan seseorang ditentukan oleh darah orang tua mereka? (mana ada teori demikian) Jadi faktor apakah yang menentukan kesuksesan?

Dari cerita diatas, salah satu pelajaran yang dapat kita ambil adalah, kesuksesan ditentukan oleh sikap kita, bagaimana kita melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita, yakin akan berhasil, dan pantang menyerah.

Selama ini ternyata masyarakat kita banyak yang dikerdilkan oleh kepercayaan dan keyakinan yang salah yang tertanam dalam benak mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka sudah ditakdirkan menjadi orang kecil, Sehingga menjadi budaya mereka untuk tidak mempunyai keinginan macam-macam, tidak bercita-cita tinggi, dan menerima hidup yang alakadarnya tanpa usaha lebih untuk menjadikan hidup lebih berkualitas.

Bagaimanapun keadaannya, sukses merupakan hak setiap orang. Tuhan memberi kesempatan yang sama kepada setiap makhluknya untuk berusaha mencari kesuksesan dalam hidupnya. Sudahkah kesempatan ini kita manfaatkan?

No comments:

Post a Comment